METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
NAMA PAKET : .......
PROP / KAB / KOTA : ......
TAHUN ANGGARAN : .......
A. MANAGEMENT PROYEK
Pada
struktur proyek ini, pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu team manajemen yang
keseluruhannya dipimpin oleh Kepala Proyek dalam hal ini adalah General Superintendent, dibantu oleh
beberapa tenaga ahli
bidang teknik dan
didukung oleh logistik, peralatan dan administrasi dan pembantunya sesuai
kebutuhan. Dan setiap unit kerja diberikan tupoksi sebagai panduan mereka dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
Sistem
pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum Pekerjaan dimulai segala sesuatu
yang ada kaitannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk
daftar-daftar dan check list pengendalian yang mengacu pada jadwal pelaksanaan
pekerjaan inti (disesuaikan dengan Jadwal Waktu Pelaksanaan yang dibuat).
Tenaga
kerja yang diperlukan dalam penanganan satu proyek akan ditentukan dengan
kualifikasi konstruksi bangunan. Tenaga-tenaga ahli yang terampil dalam
bidangnya, akan menentukan sukses tidaknya suatu pekerjaan. Pembentukan satu team
pengelolaan proyek dipimpin oleh Manager Proyek yang dibantu oleh Site Manager,
yang berfungsi penuh untuk mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di
lapangan termasuk tenaga-tenaga ahli engineer yang diperlukan. Tenaga
operasional lapangan yang terdiri dari pelaksana, supervisor, mekanik, pembantu
pelaksana dan pekerja dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap item
pekerjaan di lapangan. Dengan hasil pembentukan satu team work yang baik, maka
sistematis kerja akan berjalan dengan lancar yang memuaskan. Dalam penyelesaian
secara keseluruhan proyek ini banyak pekerjaan lain yang kegiatannya akan
saling berkaitan dengan pekerjaan inti oleh sebab itu diperlukan adanya
koordinasi dan terpadu yaitu dengan membuat network planning untuk menghindari
terjadinya hambatan yang tidak diinginkan. Dengan koordinasi yang baik,
masing-masing pekerjaan dapat diselesaikan dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
B. STRATEGI PELAKSANAAN
Hal
yang paling penting untuk menentukan waktu pelaksanaan suatu pekerjaan agar
sesuai dengan waktu pelaksanaan yang telah diberikan oleh pemberi tugas, adalah
mempelajari secara teliti item-item pekerjaan yang diajukan dengan mengevaluasi
kebutuhan waktu pelaksanaan setiap item. Apabila waktu yang diberikan tidak
mencukupi atau khawatir akan adanya kendala di lapangan yang mengakibatkan
target waktu yang direncanakan akan meleset dari waktu yang telah ditentukan,
perlu dipelajari adanya lingkup pekerjaan yang dapat dikerjakan secara
bersamaan tanpa harus menunggu penyelesaian pekerjaan item per item dari
masing-masing lingkup pekerjaan. Untuk menunjang strategi pelaksanaan proyek
ini akan dibuat Net Work Planning.
Strategi
dari sistim management lapangan yang dilakukan adalah dengan menerapkan kontrol
terhadap tiap item pekerjaan terutama terhadap jalur kritis yang ada. Dengan
mengawasi secara ketat terhadap jalur kritis serta melakukan berbagai persiapan
yang dapat mengakomodasi kemungkinan terjadinya stagnasi yang terjadi maka
diharapkan setiap item pekerjaan dapat terlaksana tepat pada waktunya.
Dengan
strategi yang cermat maka pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dapat
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
C. METODE KERJA
Dalam
rangka penanganan pekerjaan ini maka akan dilaksanakan mengikuti
ketentuan-ketentuan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pengaturan
yang cermat dan tepat sangat diperlukan agar setiap aktivitas pelaksanaan
proyek tidak mengganggu pada daerah lingkungan disekitamya.
Hal
ini sangat perlu dicermati guna menunjang pelaksanaan proyek dapat berjalan
dengan lancar. Untuk mendukung kelancaran ini diperlukan suatu penanganan
dengan management proyek yang baik. Dalam mendukung management proyek yang baik
inilah diperlukan para tenaga ahli profesional yang sudah berpengalaman.
Pelaksanaan
Pekerjaan kami susun dalam satu metodologi yang terpadu antara satu pekerjaan
yang satu dan pekerjaan yang lainnya serta Persiapan alat - alat yang
diperlukan guna menunjang pekerjaan ini. Selain metodologi kami juga
mempersiapkan lapangan dan sumber daya yang dibutuhkan agar proses kerja
pekerjaan utama berjalan dengan lancar, dilaksanakan setelah kontraktor
mendapat Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pemilik Proyek. Adapun jenis
pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
DIVISI 1. UMUM
1.2. Mobilisasi
- Setelah dikeluarkan Surat Perjanjian
Mulai Kerja ( SPMK ) dari Penguna Jasa maka sesuai dengan Surat Perjanjian
Kontrak, maka pihak Penyedia Jasa mengajukan program pekerjaan mobilisasi dan
bersama Pihak Pengguna Jasa dan Konsultan melaksanakan Rapat pembahasan / Pra
Construction Meeting (PCM).
- Dengan adanya Berita Acara PCM maka
Penyedia Jasa segera melaksanakan pekerjaan mobilisasi baik peralatan, personil
dan bahan-bahan / material.
- Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan
mobilisasi dengan dokumen penawaran antara lain sebagaimana terdaftar dalam
daftar kuantitas.
- Penempatan peralatan di lapangan harus
ditempat yang memungkinkan sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas dan
kepentingan umum .
- Selama periode mobilisasi, penyedia jasa
melaksanakan pengujian material yang akan digunakan pada pekerjaan ini ,
pengambilan sample material dan Rekayasa Lapangan.
- Melaksanakan kegiatan survey secara
langsung bersama dengan Pengguna Jasa dan Konsultan untuk mendapatkan perkiraan
volume pekerjaan yang aktual baik kebutuhan terhadap item pembayaran yang ada
dan jika memang membutuhkan item baru harus didukung dengan data-data yang
akurat.
- Dalam tahapan ini penyedia jasa harus
lebih aktif untuk melihat jenis dan tata cara pelaksanaan pekerjaan konstruksi
tersebut.
1.8. Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas
Selama pelaksanaan, akan dijamin
bahwa tetap terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat
digunakan, dan pemukiman di sepanjang dan yang berdekatan dengan Pekerjaan
disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka.
1.21. Manajemen Mutu
Akan disediakan akses yang tidak
dibatasi terhadap semua operasi dan dokumentasi pengendalian mutu yang
dihasilkan oleh atau atas nama Kontraktor dan harus memberikannya terhadap
Direksi Pekerjaan untuk mendapat akses sepenuhnya pada setiap saat. Kontraktor
akan bertanggungjawab atas semua pengendalian mutu selama pelaksanaan
pekerjaan.
DIVISI 2. DRAINASE
2.1. Galian Untuk
Selokan Drainase dan Saluran Air
1)
Pekerjaan
ini mencakup menggali, membuang hasil galian ke tempat yang aman sesuai persetujuan dari Direksi.
2)
Ukuran
galian harus disesuaikan dengan dimensi ukuran saluran yang akan dibangun, sehingga
garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditunjuk Direksi
Pekerjaan dapat terpenuhi.
3)
Pekerjaan
galian harus dilakukan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap material di
bawah dan di luar batas galian.
4)
Dimana
material yang terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau tanah gambut atau material lain yang tidak
memenuhi pendapat Direksi Pekerjaan, maka materia tersebut harus dipadatkan
dengan benar atau diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
5)
Penggalian
dikatakan selesai bila dimensi galian saluran telah memenuhi ukuran luar konstruksi saluran yang akan dibangun.
2.2 Pasangan
Batu dengan Mortar
- Pekerjaan
ini dilaksanakan setelah selesai pekerjaan galian selokan dan telah mendapat
persetujuan dari konsultan maupun pengawas lapangan.
- Mengajukan
Request for Work kepada Konsultan dan pengawas lapangan untuk mendapat
persetujuan pelaksanaan.
- Mengajukan
Shop Drawing pekerjaan pasangan batu mortar tersebut untuk dapat persetujuan
dari konsultan maupun dari pengawas lapangan.
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
3.3. Penyiapan Badan Jalan
a) Pekerjaan ini mencakup penyiapan,
penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan lama, untuk
penghamparan perkerasan.
b) Tanah dasar dibentuk dari bahan yang
digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan
membentuk tanah dasar haruslah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi untuk
bahan tersebut.
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
5.1.1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
- Pengajuan Request kepada Direksi Pekerjaan agar
dapat dilaksanakan pekerjaan Base “A” pada lokasi yang telah ditentukan.
- Pemasangan rambu lalu lintas yang mudah diabaca
oleh pengendara / pengemudi kendaraan
dari jarak yang cukup untuk keselamatan pekerja dan pemakai jalan.
- Material Agregat kelas “A ” tersebut harus telah
disetujui oleh direksi dan sesuai dengan Job Mix dari Direksi Pekerjaan maupun Desain.
- Pengangkutan material base dengan memakai dump
truck ke lokasi penghamparan.
- Lapis pondasi agregat tersebut diletakkan dilokasi
dengan jarak tumpukan sesuai dengan volume pada lokasi tersebut.
- Penghamparan material base tersebut menggunakan
Motor Grader dan dibantu dengan peralatan manual.
- Penghamparan ini juga harus layer per layer hingga
tercapai elevasi yang ditentukan.
- Segera setelah penghamparan dan penampangnya telah
terbentuk maka setiap lapisan dari penghamparan dipadatlan dengan Vibro Roller
hingga mencapai kepadatan yang disyaratkan.
- Bila pada keadaan tertentu material tersebut kurang
kadar air maka dilaksanakan penyiraman dengan menggunakan Water Tank untuk
mencapai kadar air optimum.
- Pada pekerjaan tersebut jika elevasi dari rencana
pemasangan pekerjaan Agg. Base tersebut belum tercapai harus dilakukan
penambahan dan begitu juga jika terjadi lebih dari elevasi dan direncanakan
harus dilakukan pemotongan.
- Melaksanakan pengujian lapangan dengan beberapa
test terutama kepadatan lapangan.
5.1.2 Lapis Pondasi Agregat Kelas B
- Pengajuan Request kepada Direksi Pekerjaan agar
dapat dilaksanakan pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas “B” pada lokasi yang
telah ditentukan.
- Pemasangan rambu lalu lintas yang mudah dibaca oleh
pengendara/ pengemudi kendaraan dari
jarak yang cukup untuk keselamatan pekerja dan pemakai jalan.
- Material Aggregat kelas “B” tersebut harus telah
disetujui oleh direksi dan sesuai dengan Job Mix dari PU maupun desain.
- Pengangkutan material base dengan memakai dump
truck ke lokasi penghamparan.
- Lapis pondasi aggregate tersebut diletakkan
dilokasi dengan jarak tumpukan sesuai dengan volume pada lokasi tersebut.
- Penghamparan material base tersebut menggunakan
motor grader dan dibantu dengan peralatan manual.
- Segera setelah penghamparan dan penampangnya sudah
terbentuk maka setiap lapisan dari penghamparan dipadatkan dengan Vibro Roller
hingga mencapai kepadatan yang disyaratkan.
- Bila pada keadaan tertentu material tersebut kurang
kadar air maka dilaksanakan penyiraman dengan menggunakan Water Tank untuk
mencapai kadar air optimum.
- Pada pekerjaan tersebut jika elevasi dari rencana
pemasangan pekerjaan Agg. Base tersebut belum tercapai harus dilakukan
penambahan dan begitu juga jika terjadi lebih dari elevasi yang direncanakan
harus dilakukan pemotongan.
- Melaksanakan pengujian lapangan dengan beberapa
test terutama kepadatan lapangan.
5.1.3 Lapis Pondasi Agregat Kelas S (Bahu Jalan)
- Pengajuan Request kepada Direksi Pekerjaan agar
dapat dilaksanakan pekerjaan Base pada pada bahu jalan
- Pemasangan rambu lalu lintas yang mudah dibaca oleh
pegendara kendaraan dari jarak yang cukup untuk keselamatan pekerja dan pemakai
jalan.
- Pembersihan lokasi rencana pekerjaan.
- Material Agregat kelas “B” tersebut harus telah
disetujui oleh direksi dan sesuai dengan Job Mix dari Balai Pengujian maupun
Desain.
- Pengangkutan material base dengan menggunakan dump
truck ke lokasi pekerjaan.
- Lapis pondasi agregat tersebut diletakkan dilokasi
dengan jarak tumpukan sesuai dengan kebutuhan volume pada lokasi tersebut.
- Penghamparan material base tersebut menggunakan
Motor Grader dan dirapikan dengan
peralatan manual.
- Penghamparan dilaksanakan hingga dipadatkan
mencapai elevasi yang ditentukan.
- Segera setelah penghamparan yang dilaksanakan dan
terbentuk penampangnya maka setiap lapisan dari penghamparan dipadatkan dengan
Vibro Roller hingga mencapai kepadatan yang disyaratkan.
- Bila pada keadaan tertentu material tersebut kurang
kadar air maka dilaksanakan penyiraman dengan menggunakan Water Tank untuk
mencapai kadar air optimum.
- Pada pekerjaan tersebut jika elevasi dari rencana
pemasangan pekerjaan Agg. Base tersebut belum tercapai harus dilakukan
penambahan dan begitu juga jika terjadi lebih dari elevasi dan direncanakan
harus dilakukan pemotongan.
- Melaksanakan pengujian lapangan dengan beberapa
test terutama kepadatan lapangan..
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6.1 (2)(a) Lapis Perekat – Aspal Cair
- Sebelum pelaksanaan sudah mendapat pesetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
- Mengajukan Request for work.
- Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan
penghamparan, maka terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran-kotoran dan sampah
dengan menggunakan Compressor.
- Pengendalian lalu lintas agar tetap terjaga dan
jika mungkin dilaksanakan pengalihan maupun dengan sistim bergantian untuk
setiap jalur lalu lintas.
- Test paper untuk mengetahui volume pekerjaan ini
harus telah disiapkan dan dipasang sebelum dilaksanakan penyemprotan dengan
sprayer.
- Campuran dari asphalt dan emulsi harus telah
mendapat persetujuan dari direksi baik dari presentase pencampuran maupun
temperature pada waktu pencampuran.
6.3(5a) Laston Lapis Aus (AC- WC) (Gradasi
halus/kasar)
- Wheel Loader memuat Agregat dan Ashal ke dalam Cold Bin AMP.
- Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dengan AMP untuk dimuat langsung kedalam Dump Truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
- Campuran panas AC dihampar dengan Finisher dan dipadatkan dengan Tandem & Pneumatic Tire Roller.
- Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan
tepi hamparaan dengan menggunakan Alat Bantu.
6.3(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC) (Gradasi
halus/kasar)
- Wheel Loader memuat Agregat dan Asphalt ke dalam Cold Bin
AMP
- Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dengan dengan AMP untuk dimuat langsung ke dalam Dump Truck
dan diangkut ke lokasi pekerjaan
- Campuran panas AC-BC dihampar dengan Finisher dan dipadatkan dengan Tandem & Pneumatic Tire Roller
- Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan
tepi hamparaan dengan menggunakan Alat Bantu
6.3.8.a Aspal Minyak
- Bilamana pencampuran aspal, minyak tanah dan bahan
tambah, jika disetujui, harus dilakukan dalam distributor aspal, campuran
ini harus disirkulasikan dalam distributor minimum selama 30 menit pada
kecepatan penuh pompa untuk memperoleh campuran yang homogen.
- Proporsi aspal minyak yang digunakan sesuai dengan ketentuan spesifikasi kecuali diperintah lain oleh Direksi Pekerjaan.
6.3.10.a Bahan Pengisi (Filler) Tambahan
- Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu
batu kapur (limestone dust), semen portland, abu terbang, abu tanur semen atau
bahan non plastis lainnya dari sumber yang disetujui oleh Direksi Pekerjaaan.
Bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak dikehendaki.
- Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan
bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai spesifikasi
- Bilamana kapur tidak terhidrasi atau terhidrasi
sebagian, digunakan sebagai bahan pengisi yang ditambahkan maka proporsi
maksimum yang diijinkan adalah 1,0 % dari berat total campuran aspal.
6.4(6) Bahan Anti Pengelupasan (anti stripping
agent)
- Anti
pengelupasan (anti-stripping agent) untuk meningkatkan ikatan antara agregat
dan aspal.
- Bahan anti
pengelupasan yang diusulkan kontraktor untuk digunakan dalam pekerjaan, bersama
dengan pernyataan tentang sumber dan sifat-sifatnya, harus diserahkan dan
disetujui Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
- Bahan tambah anti pengelupasan (anti-stripping
agent) dimasukkan paling akhir.
- Setelah semua komponen dimasukkan, bahan peremaja
diaduk dengan pompa sirkulasi atau alat pengaduk mekanis lainnya yang
disetujui, selama tidak kurang dari 40 menit untuk menjamin meratanya campuran.
- Pembayaran
harus dilakukan untuk Mata Pembayaran 6.4.(6) untuk kuantitas yang termasuk
dalam pekerjaan permanen yang diterima sesuai dengan Rumus Perbandingan
Campuran yang disetujui.
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 Beton mutu sedang dengan fc’ = 20Mpa
(K-250) dan fc’ = 10Mpa (K-125)
- Pekerjaan Beton dilaksanakan untuk
pembuatan Box Culvert, dipasang melintang badan jalan, Pelaksanaan pekerjaan
Box Culvert dilaksanakan secara bertahap
yaitu setengah badan jalan agar jalan tetap bisa dipergunakan
- Beton K -125 dicor sebagai lantai
kerja dengan ketebalan sesuai gambar rencana . Pengadukan beton dengan
menggunakan Concrete Mixer dan dipadatkan dengan Concrete Vibrator .
- Bekisting dipasang dengan bahan
yang kuat dan baru, pemasangan kokoh dan dipastikan mampu menahan beban
konstruksi selama pengecoran beton dan setelah pengecoran .
- Pengecoran Beton K – 250
dilaksanakan setetah besi tulangan terpasang dan bekisting sudah diperiksa dan
disetujui oleh pihak Direksi Pekerjaan untuk dilaksanakan pengecoran beton .
- Pemakaian bahan additive untuk
campuran beton harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan .
- Pemeliharaan beton setelah
pengecoran harus dilaksanakan terhadap permukaan yang kurang rapi .
7.3 (1) Baja Tulangan BJ 24 Polos
- Kegiatan ini mencakup pengadaan dan
pemasangan baja tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
- Pemasangan dan perakitan besi beton
sesuai ukuran besi yang ditentukan dalam gambar dan jarak dan jumlah besi
sesuai dengan gambar yang telah disetujui .
- Baja tulangan akan dipasang
sedemikian sehingga bagian luar baja tulangan tertutup oleh selimut beton.
- Kontraktor akan mengangkut tulangan
ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label, dan ditandai dengan label logam
yang menunjukkan ukuran batang, panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan
tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan.
- Bilamana terjadi kesalahan dalam
membengkokkan baja tulangan, batang tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali
atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan atau yang sedemikian
sehingga akan merusak atau melemahkan bahan. Pembengkokan kembali dari batang
tulangan akan dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh
Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan
kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan
pada Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan
kembali, atau bilamana pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, akan diperbaiki dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan
batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi
yang disyaratkan.
- Kontraktor akan menyediakan
fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan dan pembengkokan tulangan, baik jika
melakukan pemesanan tulangan yang telah dibengkokan maupun tidak, dan akan menyediakan
persediaan (stok) batang lurus yang cukup di tempat, untuk pembengkokan
sebagaimana yang diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.
7.9 Pasangan Batu
- Pondasi untuk struktur pasangan
batu harus disiapkan sesuai dengan syarat.
- Landasan dari adukan baru paling
sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum
penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus
digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut.
- Batu harus ditangani sedemikian
hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan
yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran
yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu
pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
- Sebelum pemasangan, batu harus
dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima
setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus
disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
- Dinding dari pasangan batu harus
dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan
jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus
berdiameter 50 mm.
D. PENUTUP
Demikian
metode pelaksanaan ini
disusun untuk ditawarkan dalam pekerjaan ini.
...................., ..... April .....
........r:
...........
.................................................
. ....................
0 comments:
Post a Comment